Skip to main content

Amirul mukminin fil Hadist "IMAM BUKHARI"


BIOGRAFI
“ IMAM BUKHARI”

Disusun untuk memenuhi tugas UAS

dalam mata kuliah Ulumul Hadist

Dosen Pengampu : Umdatul Baroroh, M.A






















Disusun Oleh  :

UMI LATIFAH (16.21.00189)



PRODI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT PESANTREN MATHALI’UL FALAH

PURWOREJO, MARGOYOSO,PATI

2017



KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT Dzat yang Maha sempurna Maha Pencipta dan Maha Penguasa segalanya, karenanya dengan RidloNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu tentang  BIOGRAFI IMAM BUKHARI”’.

Tidak lupa penulis sampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang turut berpartisipasi dalam proses penyusunan tugas ini, karena penulis sadar sebagai makhluk sosial penulis tidak berbuat banyak tanpa ada interaksi dengan orang lain dan tanpa adanya bimbingan serta rahmad dan karunia dariNya.

Penulis nerharap agar mahasiswa khususnya dan umumnya dari para pembaca dapat memberikan kritik yang positif dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.

                                                                                                Penulis,








DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………1

Daftar Isi…………………………………………………………………….2

Bab 1 Pendahuluan

            1.1.Latar Belakang………………………………………………….3

            1.2.Rumusan Masalah………………………………………………3

Bab 2 Pembahasan

2.1. Mengenal siapa sebenarnya Imam Bukhari……………………4

2.2. Menggelana untuk ilmu………………………………………..5

2.3. Terciptanya karya Sang Imam…………………………………6

2.4. Metode penyusunan kitab Shahih  Bukhari……………………8

2.5. Akhir hayat Sang Imam………………………………………..9

Bab 3 Penutup

            Kesimpulan…………………..……………………………………10

Daftar Pustaka……..………………………………………………………11




PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pentingnya seseorang mengetahui hadist untuk dijadikan pedoman yang saling melengkapi dengan Al-Qur’an. Adapun untuk dapat menjadikan hadist tersebut sebagai hujjah maka pentingnya mengetahui mana hadist- hadist yang shahih yang benar-benar teruji baik dari segi rawi, sand,maupun matannya. Salah satu karya yang bernama Shahih Bukhari yang amat masyhur yang dianggap paling shahih setelah Al-qur’an.

Untuk itu perlunya juga mengetahui siapa sebenarnya pengarang dari kitab tersebut serta bagaimana historis perjalanannya dalam menciptakan sebuah karya yang mampu memberi mashlahah pada banyak orang.

Penulisan makalah ini ditujukan agar lebih mengetahui secara mendalam mengenai Imam Bukhari sang Amirul mukminin fil Hadist.

B.     Rumusan masalah

1.      Siapakah Imam Bukhari sebenarnya?

2.      Bagaimana perjalanan Imam Bukhari dalam menuntut ilmu?

3.      Bagaimana proses terciptanya karya Sang Imam?

4.      Bagaimana metode penulisan kitab Shahih Bukhari yang ia gunakan? 

5.      Bagaimana Sang Imam pada akhir hayatnya?










BIOGRAFI
“ IMAM BUKHARI”

A.    Mengenal siapa sebenarnya Imam Bukhari

Seorang tokoh yang memiliki kontribusi besar bagi perkembangan Islam atas jasa perjalanan hidupnya dengan berbagai hasil karyanya yang spektakuler yang amat masyhur yang tak lenyap oleh waktu. Ia memiliki nama Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah Al-Ju'fi Al-Bukhari.

Dibalik penamaan Imam Bukhari yang dipahami kaum muslimin hanyalah Imam Ahlul Hadits dari negeri Bukhara berawal dari kata “Bukhari” itu sendiri maknanya ialah: Orang dari negeri Bukhara. Sehingga “Imam Bukhari” maknanya ialah seorang tokoh dari negeri Bukhara.

Bukhari di masa kecil

Al-Imam Al-Bukhari lahir pada hari Jum’at tanggal 13 Syawal 194 H / 21 Juli 810 di Bukhara, Uzbekistan, Asia tengah. Negeri muara sungai Jihun yang terletak di sebelah utara Afghanistan dan sebelah selatan Ukraina negeri yang banyak melahirkan imam-imam Ahlul hadits dan Ahlul fiqh.

Imam Bukhari lahir di tengah keluarganya yang cinta ilmu sunnah Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa sallam. Kakeknya memang (Zoroaster), orang Persia asli yang menyembah api. Sang kakek meninggal dalam keadaan masih beragama Majusi. Putra dari Bardizbah yang bernama Al-Mughirah kemudian masuk Islam di bawah bimbingan gubernur negeri Bukhara Yaman Al-Ju’fi. Sedangkan ayah beliau bernama Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah adalah seorang ulama Ahli hadits yang meriwayatkan hadits-hadits Nabi dari Imam Malik bin Anas, Hammad bin Zaid. [1]

Bukhari telah ditinggal wafat ayahnya sejak masih kecil, sehingga dia diasuh oleh sang ibu dalam kondisi yatim tetapi tetap dalam keadaan yang berkecukupan sehingga dapat digunakan untuk menuntut ilmu.

Suatu ketika ibunya bermimpi melihat Khalilullah Nabi Ibrahim AS berujar kepadanya, "Wahai ibu, sesungguhnya Allah telah memulihkan penglihatan putramu karena banyaknya do'a yang kamu panjatkan kepada-NYA." Menjelang pagi harinya, ibu Imam Bukhari mendapati penglihatan anaknya telah sembuh dari kebutaan.

Imam Bukhari adalah seorang yang berbadan kurus, berperawakan sedang, tidak terlalu tinggi juga tidak pendek; kulitnya agak kecoklatan dan sedikit sekali makan. Ia sangat pemalu namun ramah, dermawan, menjauhi kesenangan dunia dan cinta akhirat. Banyak hartanya yang disedekahkan baik secara sembunyi maupun terang-terangan, lebih-lebih untuk kepentingan pendidikan dan para pelajar. Kepada para pelajar ia memberikan bantuan dana yang cukup besar. Diceritakan ia pernah berkata: "Setiap bulan, saya berpenghasilan 500 dirham,semuanya dibelanjakan untuk kepentingan pendidikan. Sebab, apa yang ada di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal."[2]

Muhammad bin Ismail mendapat perhatian penuh dari ibunya. Sejak usianya yang masih muda dia telah hafal Al-Qur’an dan mulai menghafal hadits ketika umurnya belum mencapai 10 tahun. Ia mencatat dari seribu guru lebih, hapal 100.000 hadist shahih dan 200.000 yang tak shahih.[3] Beliau telah hafal kitab-kitab karya imam-imam Ahli hadits dari kalangan tabi’it tabi’in (generasi ketiga umat Islam), seperti karya Abdullah bin Al-Mubarak, Waqi’ bin Al-Jarrah, dan memahami betul kitab-kitab tersebut.[4]

B.     Menggelana untuk ilmu

Kemudian pada usia sepuluh tahun, Muhammad kecil bersemangat mendatangi majelis-majelis ilmu hadits yang tersebar di berbagai tempat di negeri Bukhara. Dia sudah mampu menegur seorang guru ilmu hadits yang salah dalam menyampaikan urut-urutan periwayatan hadits (yang disebut sanad) walaupun usianya masih 11 tahun.

Pada usia 16 tahun, dia bersama ibu dan kakaknya mengunjungi kota suci. Kemudian tinggal di Makkah dekat dengan Baitullah, beberapa saat untuk menuntut ilmu. Beberapa negeri telah disinggahinya dalam rangka rihlah mempelajari hadits antara lain : Khurasan, Bashrah, Kufah, Baghdad, Hijaz (Makkah & Madinah), Syam, Al-Jazirah (kota-kota yg terletak disekitar Dajlah & Eufrat), Mesir. [5]

Guru-guru Imam Bukhari terkemuka yang telah beliau riwayatkan haditsnya ialah : Abu ‘Ashim An-Nabiil, Al Anshari, Makki bin Ibrahim, Ubaidaillah bin Musa, Abu Al Mughirah, ‘Abdan bin ‘Utsman, ‘Ali bin Al Hasan bin Syaqiq, Shadaqah bin Al Fadhl, Abdurrahman bin Hammad Asy-Syu’aisi, Muhammad bin ‘Ar’arah, Hajjaj bin Minhaal, Badal bin Al Muhabbir, Abdullah bin Raja’, Khalid bin Makhlad, Thalq bin Ghannaam, Abdurrahman Al Muqri’, Khallad bin Yahya, Abdul ‘Azizi Al Uwaisi, Abu Al Yaman, ‘Ali bin Al Madini, Ishaq bin Rahawaih, Nu’aim bin Hammad, Al Imam Ahmad bin Hanbal, dan sederet imam dan ulama ahlul hadits lainnya. Sedangkan diantara murid beliau adalah : Imam Muslim bin Al-Hajjad An-Naisaburi, Imam Abu Isa at - Tirmidzi, Al-Imam Shalih bin Muhammad, dan sebagainya.[6]

C.     Terciptanya karya Sang Imam

Beliau bolak-balik antara Makkah dan Madinah, kemudian akhirnya mulai menulis biografi para tokoh. Sehingga lahirlah untuk pertama kalinya karya beliau dalam bidang ilmu hadits yang berjudul Kitabut Tarikh. Ketika kitab karya beliau ini mulai tersebar ke seluruh penjuru dunia Islam, ramailah pembicaraan orang tentang tokoh ilmu hadits tersebut dan semua orang amat mengaguminya. Sampai-sampai seorang Imam Ahli Hadits di masa itu yang bernama Ishaq bin Rahuyah membawa Kitabut Tarikh karya Al-Bukhari ini ke hadapan gubernur negeri Khurasan yang bernama Abdullah bin Thahir Al-Khuza’i, sembari mengatakan: “Wahai tuan gubernur, maukah aku tunjukkan kepadamu atraksi sihir?” Kemudian ditunjukkan kepadanya kitab ini. Maka gubernur pun membaca kitab tersebut dan beliau sangat kagum dengannya. Sehingga tuan gubernur pun mengatakan: “Aku tidak mengerti bagaimana dia bisa mengarang kitab ini.” Al-Imam Al-Bukhari pun akhirnya menjadi amat terkenal di berbagai negeri Islam. Ketika Al-Imam Al-Bukhari berkeliling ke berbagai negeri tersebut, beliau mendapati betapa para ulama Ahlul Hadits di setiap negeri tersebut sangat menghormatinya. Beliau berkeliling ke berbagai negeri pusat-pusat ilmu hadits seperti Mesir, Syam, Baghdad (Iraq), Bashrah, Kufah dan lain-lainnya.[7]

Di suatu hari ada satu saran agar adanya upaya mengumpulkan hadits-hadits Nabi dalam satu kitab. Dengan usul ini mulailah Al-Imam Al-Bukhari menulis kitab shahihnya dan kitab tersebut baru selesai dalam tempo enam belas tahun setelahnya. Beliau menuliskan dalam kitab ini hadits-hadits yang diyakini shahih oleh beliau setelah menyaring dan meneliti enam ratus ribu hadits.

Beliau pilih daripadanya 7397 hadits shahih dan seluruhnya dikumpulkan dalam satu kitab dengan judul Al-Jami’us Shahih Al-Musnad min Haditsi Rasulillah wa Sunani wa Ayyamihi yang kemudian terkenal dengan nama kitab Shahih Al-Bukhari. Kitab ini merupakan kitab paling shahih sesudah Al-Quran al-Majid. Para imam-imam Ahli Hadits sangat memuliakannya, seperti Imam Ahmad bin Hanbal, Ali bin Al-Madini, Yahya bin Ma`in dan lain-lainnya.[8]

Kitab Shahih bukhari memiliki banyak syarah, misalnya dalam kitab Kasyf adh-Dhunun terdapat 82 syarah. Adapun syarahnya diantaranya yaitu syarah ibnu hajar al asqalani Fath al-bari, syarah al-Qathalani Irsyad as sari, dan syarah al –Aini umdat al-Qari.[9]

Syarat-syarat periwayatan yang digunakan oleh Imam Bukhari

Hafalan dan kecermatan beliau tak dapat diragukan lagi. Al- Bukhari pernah mengembalikan setiap matan kepada sanad yang sebenarnya dan setiap kepada matannya. Dan dalam rangka meneliti dan menghafal hadist beliau tak segan untuk berkelana ke berbagai daerah untuk menguji keshahihan dari hadist yang ia terima.

Adapun syarat-syarat periwayatan hadist yang dipegangnya sangatlah ketat untuk dapat dimasukkan dalam kitab Shahih Bukhari, yaitu[10]:

1.Rawi adil (aqil, baliq, muslim,mampu menjaga muruah/ kehormatan)

2.Dhabit (ingatan kuat dan catatan lengkap)

3.Hidup satu masa dengan orang yang meriwayatkan hadist dan langsung bertemu dengan orang yang meriwayatkan tanpa melalui perantara.

4.Mengikuti dan mengenal sejak lama

Imam Bukhari telah menghafal hadist sebanyak 1 juta hadist, namun yang tercatat dalam kitabnya hanya 7.397 hadist dan sisanya 992.603 tidak masuk didalamnya. Hal ini bukan berarti Imam Bukhari lupa/lemah dalam hafalan, namun karena sangat ketatnya prinsip yang digunakan beliau untuk dapat memasukkannya dalam shahihnya. Ia harus menempuh waktu ¼ abad (25th) untuk meneliti, membuktikan keshahihannya. Dan masih banyak yang belum tercatat karena usia yang tak lagi panjang.

Mengenal karya- karya  lain Sang Imam

Banyak buku yang ditulis oleh Imam Bukhari. Diantaranya adalah Al-Jami' as-Sahih, Al-Adab al-Mufad, At-Tawarikh ats-Tsalasah al-Kabir wal al-Ausath wash Shaghir, Al-Musnad al-Kabir, Kitab al-'ilal, Raf'ul Yadain fi ash-Shalah, Birrul Walidain, Kitab al-Asyribah, Al-Qira'ah Khalfa, Al-Wuhdan, Al-Fawa'id, Qadlaya ash-Shahabah wa at-Tabi'in, Masyîkhah, Al-Kuna dan kitab Adl-Dlu’afa. [11]

D.    Metode penyusunan kitab Shahih Bukhari

Kitab Al-Jami’ al-Musnad al-Shahih al-Mukhashar min Umur al-Rasulillah wa Sunnatihi wa Ayyamihi atau dikenal dengan kitab Shaih Bukhari memiliki metode penulisan, yaitu sebagai berikut[12]:

1.      Memilih sanad hadist yang diriwayatkan oleh rawi paling sempurna dari sanad-sanad yang ada dan dalam meriwayatkan satu hadist beliau meriwayatkan dengan beberapa sanad

2.      Membagi pokok bahasan menjadi 91 sub bahasan

3.      Memilih susunan yang tepat dari Bad’ul al wahyu kemudian al-iman kemudian al-ilm lalu wudhu[13] dan Penulisan judul yang mencerminkan isi

4.      Merupakan hadist yang telah dipilih dan diteliti keshahihannya

Semua hadith Shahih Bukhari termasuk hadith yang disebutkan berulang-ulang sebanyak 7.397 buah. Yang mu'alaq sejumlah 1.341 buah, dan yang mutabi' sebanyak 344 buah hadith. Jadi, berdasarkan perhitungan ini dan termasuk yang berulang-ulang, jumlah seluruhnya sebanyak 9.082 buah hadith. Jumlah ini diluar haits yang mauquf kepada sahabat dan (perkataan) yang diriwayatkan dari tabi'in dan ulama-ulama sesudahnya.[14]

E.     Akhir hayat Sang Imam

Perjalanan Imam Bukhari tidak semulus jalan tol, tentunya terdapat liku-liku yang ia temui. Berawal dari Masyhurnya karya sang Amirul  mukminin fil hadist, ini menjadikan ada saja sebagian yang tidak menyukainya. Sehingga timbullah berbagai fitnah yang menimpanya. Namun pada akhir hayatnya mereka-mereka yang melontarkan fitnah menyesal dan berbalik dengan adanya banyak pembelaan mengenai beliau.

Ketika Imam Bukhari tiba di khartand, sebuah desa sebelum Samarkand untuk singgah dan mengunjungi keluarga beliau, namun disana ia jatuh sakit selama beberapa hari. Dan akhirnya ia meninggal pada hari sabtu, 31 Agustus 870 M (256) pada malam idul fitri dalam usia 62 tahun kurang 13 hari. [15]











PENUTUP
KESIMPULAN



Imam Bukhari dikenal sebagai Muhammad kecil yang selalu bersemangat mendatangi majelis-majelis ilmu hadits yang tersebar di berbagai tempat. Perjalanan Imam Bukhari tidak semulus jalan tol, tentunya terdapat liku-liku yang ia temui. Berawal dari Masyhurnya karya sang Amirul  mukminin fil hadist, ini menjadikan ada saja sebagian yang tidak menyukainya. Hafalan dan kecermatan beliau tak dapat diragukan lagi. Imam Bukhari telah menghafal hadist sebanyak 1 juta hadist, namun yang tercatat dalam kitabnya “Shahih Bukhari” hanya 7.397 hadist. Hal ini bukan berarti Imam Bukhari lupa/lemah dalam hafalan, namun karena sangat ketatnya prinsip yang digunakan untuk dapat memasukkannya dalam shahihnya.








DAFTAR PUSTAKA

Dr.Luthfi Fatullah M.A.dkk.Ensiklopedia Hadist.Jakarta Utara:Al-Mahira.2013

DR.Subhi As-Shalih. Membahas ilmu-ilmu Hadis.Jakarta: Pustaka firdaus.2007

Dosen Tafsir Hadist fakultas Ushluhudin IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.studi kitab Hadist.Yogyakarta:Teras.2009


http://info-biografi.blogspot.com/2013/07/biografi-imam-bukhari.html #Ejs6Izl7hgLTJlT4.99 dilihat pada Jum’at, 26 Mei 2017 pukul 14.00


H.Zeid B.Smeer,Lc,M.A.Ulumul Hadist.Malang:UIN Malang Press.2008.



[3] DR. Subhi As-Shalih. Membahas ilmu-ilmu Hadis.Jakarta: Pustaka firdaus.2007. h. 365
[5] http://info-biografi.blogspot.com/2013/07/biografi-imam-bukhari.html#Ejs6Izl7hgLTJlT4.99 dilihat pada Jum’at, 26 Mei 2017 pukul 14.00
[6] Ibid.
[8] Ibid.
[9] DR. Subhi As-Shalih. Membahas ilmu-ilmu Hadis.Jakarta: Pustaka firdaus.2007. h. 365
[10] Keterangan Ibu Umdatul baroroh Dosen mata kuliah Ulumul Hadist di IPMAFA
[11] DR. Subhi As-Shalih. Membahas ilmu-ilmu Hadis.Jakarta: Pustaka firdaus.2007. h. 365
[12] H.Zeid B.Smeer,Lc,M.A.Ulumul Hadist.Malang:UIN Malang Press.2008.h.98-100
[13] Dosen Tafsir Hadist fakultas Ushluhudin IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.studi kitab Hadist.Yogyakarta:Teras.2009.h.50
[15] Dr.Luthfi Fatullah M.A.dkk.Ensiklopedia Hadist.Jakarta Utara:Al-Mahira.2013

Comments

Popular posts from this blog

Mengenali Ayat dan Hadist tentang Kewirausahaan

PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG Entrepreneur memang bisa merupakan bakat, namun bisa dibentuk. Yang pasti, semua bukan tidak bisa menjadi entrepreneur yang sukses. Banyak cerita tentang orang yang mempunyai mitos yang salah tentang entrepreneurship. Mitos yang salah akan menciptakan rasa takut yang menjadi penghalang utama seseorang untuk memutuskan memulai usaha. Sukses merupakan proses yang bergulir. Meskipun demikian, Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum atau kelompok atau individu, kecuali kaum atau kelompok atau individu itu berusaha mengubahnya. Kita berusaha yang terbaik, sabar dan mengikuti jalan yang benar yang dilandasi iman kepada Allah. Insya Allah kita akan menjadi entrepreneur yang berhasil, baik di dunia mapun di akhirat.  Untuk itu, disini penulis akan membahas lebih mendalam mengenai karakteristik dan tinjauannya dalam Al-Qur’an dan Hadist. B. RUMUSAN MASALAH 1.Apa definisi dari wirausaha? 2.Bagaimana karakteristik dan tinjauannya dari ayat & hadist u...

Ayat Hadist Ekonomi "Mudharabah"

MAKALAH ‘’MUDHARABAH” Makalah ini di susun guna untuk memenuhi tugas Mata Kuliah: Ayat dan Hadist Ekonomi Dosen Pengampu: Dr. Jamal Ma’mur,MA Image Disusun Oleh: 1. Nurul Istianah       (16.21.00246) 2. Umi Latifah          (16.21.00189) 3. M. Ali Syukron     (16.21.00014) 4. Laila Atmim N      (16.21.00156) FAKULTAS SYARI’AH PROGAM STUDI PERBANKAN SYARIAH INSTITUT PESANTREN MATHALI’UL FALAH TAHUN AKADEMIK 2017/2018 MUDHARABAH A. Latar Belakang Akad mudharabah merupakan salah satu produk pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syari’ah. Seperti yang disebutkan dalam Undang-Undang No 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syari’ah (selanjutnya disebut UUPS). Pasal 19 UUPS menyebutkan, bahwa salah satu akad pembiayaan yang ada dalam perbankan syari’ah adalah akad mudharabah. Akad Mudharabah adalah akad an...

resum sholih,akram,hirs,amanah,istiqomah,dan zuhud

SHOLIH Adalah sebuah konsep yang memiliki ciri, senantiasa bertaqwa kepada Allah dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. "والذين أمنوا وعملوا الصالحات لندخلنهم الصالحين"   Dari ayat ini orang yang sholih adalah orang yang beriman dan beramal yang baik. Misalnya dengan membaca Al-Qur'an, memahami dan mengamalkan isinya. Senantiasa tanggap pada permasalahan keluarga, lingkungan, dan masyarakatnya. Serta mampu menjadi Khalifah yang mengatur ,mengelola bumi dan isinya. Allah berfirman dalam Q.S. Al-Anbiya'; 105 وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ Artinya: Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh. Disini memiliki arti atau dinisbatkan pada orang-orang yang dapat mengelola bumi dengan baik artinya orang-orang yang dapat mengurus kemaslahatan umat manusia dengan baik, ...