PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Entrepreneur memang bisa merupakan bakat, namun bisa dibentuk. Yang pasti, semua bukan tidak bisa menjadi entrepreneur yang sukses. Banyak cerita tentang orang yang mempunyai mitos yang salah tentang entrepreneurship. Mitos yang salah akan menciptakan rasa takut yang menjadi penghalang utama seseorang untuk memutuskan memulai usaha.
Sukses merupakan proses yang bergulir. Meskipun demikian, Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum atau kelompok atau individu, kecuali kaum atau kelompok atau individu itu berusaha mengubahnya. Kita berusaha yang terbaik, sabar dan mengikuti jalan yang benar yang dilandasi iman kepada Allah. Insya Allah kita akan menjadi entrepreneur yang berhasil, baik di dunia mapun di akhirat.
Untuk itu, disini penulis akan membahas lebih mendalam mengenai karakteristik dan tinjauannya dalam Al-Qur’an dan Hadist.
B. RUMUSAN MASALAH
1.Apa definisi dari wirausaha?
2.Bagaimana karakteristik dan tinjauannya dari ayat & hadist untuk menjadi wirausaha ?
3.Bagaimana cara membangun Motivasi menjadi Wirausaha yang sukses?
4.Apa saja tujuan dan manfaat dari adanya etika wirausaha?
MENGENALI AYAT DAN HADIST TENTANG KEWIRAUSAHAAN
A.Definisi Wirausaha
Wirausaha/ wiraswasta atau yang sering disebut dengan entrepreneur, secara bahasa (etimologis) wira berarti perwira, utama, teladan, berani. Swa berarti sendiri, sedangkan sta berarti berdiri. Jadi wiraswasta keberanian berdiri sendiri di atas kaki sendiri.
Dengan demikian pengertian wiraswasta/ wirausaha/ entrepreneur adalah orang yang berani membuka lapangan pekerjaan dengan kekuatan sendiri, yang tidak saja menguntungkan dirinya sendiri, tetapi juga dapat menguntungkan atau memberikan manfaat bagi masyarakat, karena dapat menyerap tenaga kerja yang memerlukan pekerjaan.
B. KARAKTERISTIK UNTUK MENJADI WIRAUSAHA
Semua orang dapat menjadi entrepreneur. Tanpa kecuali. Untuk menjadi entrepreneur sukses dapat menggunakan pedoman SMART IN ENTREPRENEUR. S singkatan Sikap metal positif sebagai landasan untuk menjadi entrepreneur. M adalah Menciptakan mimpi dan berusaha mengejarnya. A adalah Ambil langkah sekarang juga, meskipun tidak punya uang. R kepanjangan Rahasia melambungkan bisnis dan T simbol Terimalah kegagalan yang merupakan bagian dari pelajaran untuk meraih kesuksesan. IN adalah Insya Allah, hanya Allah-lah yang mengizinkan kita sukses menjadi entrepreneur.
Entrepreneur memang bisa merupakan bakat, namun bisa dibentuk. Yang pasti, semua bukan tidak bisa menjadi entrepreneur yang sukses. Banyak cerita tentang orang yang mempunyai mitos yang salah tentang entrepreneurship. Mitos yang salah akan menciptakan rasa takut yang menjadi penghalang utama seseorang untuk memutuskan memulai usaha.
Semua yang ada di dunia ini merupakan ciptaan Allah termasuk harta. Oleh karenanya harta pun sebenarnya juga milik Allah. Manusia hanya memanfaatkan dan mengelolanya sesuai dengan ketentuan syari’ah. Dimana selalu mengembalikan semuanya kepada Allah. Entah usaha yang digeluti tersebut sedang naik ataupun turun , semuanya disyukuri dan memiliki spirit untuk lebih mengembangkannya.
Berwirausaha mempunyai beberapa karakteristik yang menonjol, di antaranya adalah:
1.Kreatif dan Inovatif
Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW:
عَنْ عَاصِمْ بْنِ عُبَيْدِ الله عَنْ سَالِمْ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ للهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُؤْمِنَ الْمُحْتَرِفَ )أخرجه البيهقى(
“Dari ‘Ashim Ibn ‘Ubaidillah dari Salim dari ayahnya, Ia berkata bahwa Rasulullah Saw. Bersabda: “Sesungguhnya Allah menykai orang mukmin yang berkarya.”(H. R. Al-Baihaqi).
Berdasarkan hadits di atas dapat disebutkan bahwa berwirausaha merupakan kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi.
Kreatifitas merupakan skill yang penting dalam menciptakan peluang-peluang bisnis dan mengembangkannya. Seorang wirausaha tetap mampu menemukan dan menciptakan peluang baru untuk berbisnis, sehingga ia tidak pernah khawatir kehabisan lahan walaupun bergelut dengan persaingan yang sangat ketat. Sedangkan inovasi merupakan kemampuan melakukan pembaruan-pembaruan dalam bisnis yang digelutinya, sehingga bisnis yang dilakukannya selalu dapat mengikuti perkembangan zaman. Sifat inovatif. Ini akan mendorong bangkitnya kembali kegairahan untuk meraih kemajuan dalam berbisnis.
Faktanya, ide tidak mungkin berjalan baik tanpa pemasaran. Berapa banyak pebisnis pemula gulung tikar karena termakan ide-ide tanpa melihat kebutuhan masyarakat. Maka kenalilah kembali ide bisnismu apakah memang diminati masyakarat. Jika ide ini masih tergolong baru, lakukan riset pasar agar ide itu bisa diterima oleh masyarakat.
2. Proaktif
Suka mencari informasi yang ada hubungannya dengan dunia yang digelutinya, agar mereka tidak ketinggalan informasi sehingga segala sesuatunya dapat disikapi dengan bijak dan tepat.
Pada kenyataannya, diawal memulainya mungkin hampir seluruh waktu akan tersita untuk usaha. Jangankan untuk keluarga, sampai-sampai urusan mandipun bisa terlupakan. Tetapi seorang wirausaha harus bisa me-manage waktu dengan baik. Belajar me-manage waktu adalah salah satu kunci. Bekerja lebih lama bukan berarti melupakan keluarga atau saudara, dimana harus bisa meluangkan waktu buat mereka.
3. Keseimbangan
a-Keseimbangan Hidup didunia dan diakhirat
Hadis Anas bin Malik tentang keseimbangan hidup di dunia dan di akhirat
عَنْ أَنَسَ بْنِ مَلِكٍ قَالَ ، قَالَ رَسُلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَيْسَ بِخَيْرِكُمْ مَنْ تَرَكَ دُنْيَاهُ لآخِرَتِهِ وَلا آخِرَتُهُ لِدُنْيَاهُ حَتىَّ يُصِيْبُ مِنْهُمَا جَمِيْعًا فَإِنَّ الدُّنْيَ بَلاغٌ إِلَى الآخِرَةِ وَلاَتَكُوْنُوْا كلاَّ عَلَى النَّاس ( رواه الديلمي وابن عساكر )
Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda: bukankah orang yang paling baik di antara kamu orang yang meninggalkan kepentingan dunia untuk mengejar akhirat atau meninggalkan akhirat untuk mengejar dunia sehingga dapat memadukan keduanya. Sesungguhnya kehidupan dunia mengantarkan kamu menuju kehidupan akhirat. Janganlah kamu menjadi beban orang lain. (H.R. Ad Dailamy dan Ibnu Asakir)
Keselarasan hidup di dunia dan di akhirat juga disebutkan dalam hadis lain riwayat Ibnu Asakir, “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup untuk selamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati besok”. Maksudnya hadis ini ialah menggambarkan kehidupan duniawi dan kehidupan ukhrawi, yakni bagaimana seseorang menjalani kedua kehidupan tersebut.
b-Keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup
Menurut Kiai Sahal, keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup merupakan kunci kesejahteraan.Seseorang baik individu maupun kelompok yang melakukan pengrusakan, penjarahan, eksploitasi untuk memenuhi segala yang dibutuhkan sebagai bahan baku dalam berwirausaha itu tidak patut dilakukan. Eksploitasi tanpa batas kekayaan alam tanpa memikirkan resiko lingkungan ini akan berdampak negatif, Karena akan menjadikan lingkungan ataupun ekosistem yang ada menjadi rusak dan mengganggu makhluk hidup lainnya. Manusia bukan ditugaskan untuk merusak namun seharusnya mampu menjadi khalifah fi al-ardl.
4. Trust / kejujuran
Bila belajar dari Rasulullah , yang tidak butuh lama beliau ketika masih muda menjadi salah satu pedagang sukses di Jazirah Arab pada waktu itu. Di usia 17 tahun, Muhammad muda sudah masuk kategori entrepreneur besar dengan jalur perdagangan lintas negara, atau kalau bahasa sekarang sudah bermain ekspor-impor. Selain karena keuletan dan kerja kerasnya, modal utama kesuksesannya dalam dunia entrepreneur adalah konsistensi dalam membangun trust sehingga wajar bila Muhammad muda akhirnya mendapatkan julukan Al-Amin (dapat dipercaya). Prinsip yang dibangun Muhammad muda yaitu jangan sampai mendapatkan uang dari cara-cara yang bathil, seperti menipu, curang, mengurangi timbangan dan lain sebagainya.
Dalam Al-Qur'an surah Al-Ahzab ayat 70-71
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا (٧٠) يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا (٧١)
Artinya: (70). Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar,(71) niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barang siapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah mendapat kemenangan yang besar.
Tafsir Al-Misbah
Setelah melarang Mengucapkan kebohongan dan tuduhan palsu, Allah memerintahkan lawannya, yakni ucapan yang benar dan mengena sasaran. Allah berfirman : hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah yakni menghindarkan diri dari kamu siksa Allah dengan jalan melaksanakan perintahNya sekuat kamu dan menjauhi laranganNya dan ucapkanlah , bahkan dalam setiap ucapan kamu perkataan yang tepat. Jika kamu melaksanakan hal tersebut niscaya Allah memperbaiki dari sat ke saat bagi kamu amalan-amalan kamu dengan jalan mengilhami dan mempermudah buat kemu amal-amal yang tepat dan benar dan disamping itu karena betapapun kamu berusaha, kamu tidak akan mampu menghindar dari dosa- maka Allah juga akan mengilhami kamu pertaubatan sehingga Diapun mengampuni bagi kamu dosa-dosa kamu.Dan barang siapa menaat Allah dan rasulnya, maka sesungguhnya ia telah mendapat keberuntungan besar yakni ampunan dan ilahi.
Kata sadidan terdiri dari huruf sin dan dal yang menurut pakar bahasa ibnu faris menunjuk kepada makana meruntuhkan sesuatu kemudian memperbaikinya. ia juga berarti istiqomah kat ini juga digunakan untuk menunjuk kepada sasaran. seseorang yang menyampaikan sesuatu ucupan yang benar dan mengena tepat pada sasarannya dengan demikian ayat kata sadidan dalam ayat diatas, tidak sekedar berarti benar tetapi juga harus berarti tepat sasaran. kata sadidan mengndung makna memperuntuhkan sesuatu kemudian memperbaikinya, dalam arti kritik yang disampaikan hendaknya merupakan kritik yang membangun. dengan perkataan yang tepat baik yang terucap dengan lidah dan didengar oleh orang banyak maupun tertulis sehingga terucapkan oleh diri sendiri dan orang lain ketika membacanya, maka akan tersebarluas informasi dan memberi pengaruh yang tidak kecil bagi jiwa dan fikiran manusia kalau ucapan itu baik maka baik pula pengaruhnya dab bila buruk maka buruk pula , dan karena itu ayat di atas menjadikan dampak dari perkataan yang tepat adlah perbaikan amal-amal.
Melakukan transaksi yang jujur dan transparan dijanjikan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan diberkahi hasilnya.
Dari Hakim bin Hizam radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَفْتَرِقَا فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِى بَيْعِهِمَا وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتِ الْبَرَكَةُ مِنْ بَيْعِهِمَا
“Penjual dan pembeli memiliki hak khiyar selagi mereka berada di dalam satu majelis dan belum berpisah. Jika keduanya jujur dan transparan maka transksi jual belinya akan diberkahi. Namun jika keduanya dusta dan tidak transparan, keberkahan transaksinya akan dicabut.” (HR. Bukhari 2079 & Muslim 3937)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan janji, bagi pedagang yang jujur dan transparan, akan diberkahi transaksinya. Sebaliknya, ketika dia tidak jujur dan menyembunyikan kondisi riilnya, maka dicabut keberkahannya.
Tentu bukan berarti ngajari orang untuk bertindak lugu dan gampang dibodohi. Karena keterbukaan dalam melakukan transaksi, tujuannya adalah untuk menghindari semua peluang sengketa dalam transaksi.
5. Produktif dan berani mengambil resiko
Mementingkan pengeluaran yang bersifat produktif daripada yang bersifat konsumtif merupakan kunci untuk sukses. Memperhitungkan dengan teliti, dan cermat dalam memutuskan pengeluaran uang untuk hal-hal yang produktif bisa menekan kecenderungan pada hal-hal yang bersifat kemewahan, dan gengsi yang tidak menghasilkan keuntungan.
Dalam Al-Qur'an Surah Al-Anbiya ayat 80.
وَعَلَّمْنَاهُ صَنْعَةَ لَبُوسٍ لَكُمْ لِتُحْصِنَكُمْ مِنْ بَأْسِكُمْ ۖفَهَلْ أَنْتُمْ شَاكِرُونَ
Artinya:Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).
Tafsir Nurul Qur'an
Terdapat Fakta bagaimana Allah SWT menjadikan besi sebagai bahan yang lunak seperti bubur bagi Daud as sebagai saran perlindungan untuk perang. Allah mengetahui tidak saja rahasia-rahasia alam ,wujud,aturan ,dan sistem pengaturannya, dan tahu bagaimana menjadikan mereka tunduk, dan menyerah kepada pengetahuan dan kekuasaanNya.
Hadis Miqdam bin Ma’dikariba tentang Nabi Daud makan dari usahanya sendiri
عَنْ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِيَكْرِبَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَن النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ قَالَ : مَا أَكَلَ اَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ ، وَإِنَّ نَبِيَّ الله دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَم كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ.(رواه البخارى )
Dari Al-Miqdam bin Ma’dikarib RA. : Nabi SAW. bersabda, “tidak ada makanan yang lebih baik dari seseorang kecuali makanan yang ia peroleh dari uang hasil keringatnya sendiri. Nabi Allah, Daud AS. makan dari hasil keringatnya sendiri.” (H.R. Al Bukhori)
Dalam hadist tersebut tedapat anjuran makan dari hasil usaha sendiri. Rasulullah SAW. menganjurkan umatnya supaya berusaha memenuhi hajat hidup dengan jalan apapun menurut kemampuan asal jalan yang ditempuh itu halal. Penjelasan hadis di atas bahwasanya Nabi Daud AS. di samping sebagai Nabi dan Rasul, juga seorang raja. Namun demikian, sebagaimana diceritakan Nabi SAW. dalam hadis beliau ini, bahwa apa yang dimakan oleh Nabi Daud adalah jerih payahnya sendiri dengan bekerja yang menghasilkan sesuatu sehingga dapat memperoleh uang untuk keperluan hidupnya sehari-hari. Di antaranya sebagaimana dikisahkan dalam al-Quran, bahwa Allah menjinakkan besi buat Nabi Daud sehingga ia bisa membuat aneka macam pakaian besi.
Sekarang saja bisa menyaksikan bahwa dari perputaran uang di Indoenesia, 80-90% dikuasai oleh para pelaku usaha, sebut saja Rudi Hartono, Ciputra, Chairul Tanjung, Abu Rizal Bakrie dan lain-lainnya. Dengan peluang yang masih terbuka lebar, tetapi mengapa masih banyak orang yang takut menjadi entrepreneur? Jawabannya disebabkan entrepreneur adalah dunia (penuh) resiko dan dunia keberanian, makanya tidak banyak orang yang berani melangkahkan kakinya di dunia entrepreneur. Akan tetapi, bukankah hidup ini memang selalu mengandung resiko, dan bukankah hidup ini memang membutuhkan keberanian dalam segala hal. Hanya saja, bagi para pelaku usaha justru menjadikan resiko sebagai seni yang harus dinikmati, sehingga akhirnya memiliki nyali untuk berani mengambil resiko, berani berspekulasi, dan berani mencoba ide-ide baru. Prinsipnya, saat mengalami kegagalan harus tetap bangkit, dan saat sukses harus tetap membumi serta terus memperbaiki kualitas.
6. Pemberdaya,
Memahami manajemen, menangani pekerjaan dengan membagi habis tugas dan memberdayakan orang lain dalam pembinaannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan demikian di satu sisi tujuan bisnisnya tercapai, dan di sisi lain orang yang bekerja padanya juga di berdayakan sehingga mendapat pengalaman, yang pada gilirannya nanti dapat berdiri sendiri berkat pemberdayaan yang dilakukan oleh pemimpinnya.
Sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis Nabi Muhammad SAW. “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin harus bertanggung jawab atas kepemimpinannya”.
7. Tangan di atas,
Setiap rezeki yang diterima harus ada sebagian yang dibagikan kepada orang-orang yang kurang beruntung yang diberikan secara ikhlas. Bagi para wirausaha tangan di atas (suka memberi) ini merupakan hal penting dalam hidupnya karena setiap pemberian yang ikhlas menambah kualitas dan kuantitas rezekinya dan hidupnya penuh berkah. Itulah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. dalam salah satu hadisnya “Tangan di atas lebih mulia dari tangan yang di bawah”.
8. Rendah hati,
Sejatinya menyadari keberhasilan yang dicapainya bukan sepenuhnya karena kehebatannya, tetapi ia sadar betul di samping upayanya yang sungguh-sungguh ia juga tidak terlepas dari pertolongan Allah, dan harus diyakini betul bagi para wirausaha muslim, sehingga akan selalu bersyukur dan tawadhu (rendah hati).
Menurut Profesor Edwood Chapman, Landasan pertama menjadi entrepreneur sukses bagi orang biasa adalah sikap mental positif. Sikap mental adalah cara mengkomunikasikan atau mengekspresikan suasana hati atau watak kepada orang lain. Jika ekpresi kita kepada orang lain positif, kita disebut sebagai orang yang bersikap mental positif. Sebaliknya, jika ekpresi kita kepada orang lain negatif, kita disebut orang yang bersikap mental negatif. Sikap mental positif merupakan salah satu dari jiwa entrepreneur yang menonjol.
9. Kesederhanaan
Kembali belajar dari Rasulullah SAW, saat berada di puncak kejayaan sebagai seorang entrepreneur, Muhammad muda tetap menjadi sosok sederhana, gemar berbagi, tidak sombong, lebih mementingkan orang lain, dan tidak pernah memamerkan capaian-capaian yang sudah diraihnya. Jejak-jejak menawan itulah, menjadikan mitra atau partner bisnis Muhammad yang bernama Siti Khodijah tertarik dan ingin menikah dengan Muhammad. Siti Khodijah sendiri merupakan seorang janda kaya raya, ia berangkat dari keluarga terkemuka dan terhormat di kalangan penduduk Makkah. Bersatunya kedua sosok tersebut, menjadi pertemuan serasi dan juga sejajar lantaran mempertemukan dua pebisnis besar pada waktu itu.
10.Terus belajar
Berkaca dari kisah Nabi Muhammad SAW di atas, dapat menjadi dasar bagi para orang tua, pendidik, dan lembaga pendidikan bahwa kemampuan berwirausaha atau berentrepreneur bukanlah kemampuan yang tiba-tiba datang dari langit, namun merupakan hasil dari didikan, latihan serta pengalaman yang memadukan antara teori sekaligus praktek (langsung).
Sudah saatnya kultur baru dibangun dengan membiasakan anak-anak dan para pelajar diberi kail bukan ikan. Bahkan sebisa mungkin, sedini mungkin anak-anak sudah diajari ilmu entrepreneur seperti yang dulu Rasulullah SAW dapatkan. Bagaimana Rasulullah SAW sejak usia 12 tahun ikut berdagang pamannya, dan ikut berdagang (menemani pamannya Abu Thalib) ini termasuk bagian dari proses belajar, training atau sekolah entrepreneur. Sampai akhirnya Rasulullah SAW berani berdagang sendiri (mandiri) dan benar-benar sampai pada titik kesuksesan besar. Apalagi Nabi Muhammad SAW sudah menegaskan bahwa 9 dari 10 pintu rezeki adalah berasal dari kegiatan perniagaan. Hal ini menunjukkan bahwa 90% pintu rezeki dikuasai oleh para pelaku usaha.
C. Berbagai Aspek yang membangun Motivasi Wirausaha
Ada berbagai aspek yang membangun motivasi wirausaha,
1. Niat yang ikhlas, merupakan pondasi dari amal perbuatan, sebagaimana hadis Rasulullah, “Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya. Dan seseorang sesuai dengan apa yang ia niatkan”.
2. Membulatkan tekad, berani melangkah dapat mewujudkan keberhasilan daripada setengah-setengah atau tidak berani bertekad dipastikan gagal.
3. Percaya pada takdir dan ridha, dalam hal ini kita berpikir positif.
4. Banyak belajar, baik belajar dari filsafat alam, berawal dari yang kecil, maupun belajar dari pengalaman wirausaha yang sukses.
5. Mengikuti program pelatihan/ pengembangan, mengikuti kegiatan kursus,sosialisasi dan advokasi kewirausahawan agar dapat menumbuhkan, meningkatkan, dan mengembangkan.
6. Kunjungan kerja, melakukan kunjungan ke sentra-sentra kegiatan ekonomi/ industri yang lebih maju.
7. Kerja sebagai ibadah, dalam hal ini bekerja dengan ikhlas karena Allah.
8. Bersyukur, merupakan konsekuensi logis dari bentuk rasa terima kasih atas nikmat-nikmat yang sudah Allah berikan selama ini kepada kita.
9. Merupakan pekerjaan yang paling baik
Dalam Hadis
عن رفاعة بن رافع رضى الله عنه أنّ النبي صلى الله عليه وسلم سئل : أي الكسب أطيب ؟ قال : عمل الرجل بيده ,وكل بيع مبرور . رواه البزار وصححه الحاكم
Artinya:
Dari Rifa'ah bin Rafi' bahwa Nabi S.A.W pernah ditanya, "pekerjaan apakah yang paling baik?" beliau besabda "pekerjaan yang dilakukan seseorang dengan usahanya sendiri , dan setiap jual beli yang baik." riwayat Al-Bazzar.Hadist ini Shahih menurut Al-Hakim.
Dari hadist ini didapatkan
-Suatu yang dikatakan baik jika telah memenuhi syarat-syarat sebagaimana yang telah ditetapkan syariat islam,
-Wirausaha lebih diutamakan dari pada pekerja lainnya. karena disini ia memiliki kewenangan yang lebih untuk mengembangkan usahanya, selain itu juga mampu memberi manfat bagi yang lain.
Menjadi pengusaha atau pegawai memang pilihan manusia, namun Allah yang menentukan. Setiap orang mempunyai kemampuan masing-masing. Ada tipe manusia yang memang cocok jadi pekerja dan tidak cocok jadi pengusaha. Ritme dunia seperti itu, Allah menempatkan manusia sesuai dengan kadarnya masing-masing
Contoh sederhana Anda bisa lihat koloni lebah. Ada ratu lebah, ada 1 pejantan, ada lebah pekerja pencari madu, lebah pengumpul pollen dan ada lebah perawat yang bertugas merawat ratu dan anak. Mereka mempunyai tugas masing-masing.
Sudah sepatutnya kita belajar ilmu dari lebah. Bukan karena perbedaan strata antara pekerja dan ratunya. Namun komitmen mereka menjaga amanah menempati posnya masing-masing.
Kerja dalam pengertian luas adalah bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi atau nonmateri, intelektual atau fisik, maupun hal-hal yang lain untuk memenuhi tuntutan hidupnya berupa makanan, pakaian, tempat tinggal, dan peningkatan taraf hidupnya. Islam mempunyai perhatian besar terhadap kerja, baik dalam pengertiannya yang umum maupun khusus. Dalam tradisi Islam, kerja dinilai sebagai sesuatu yang paling tinggi, dan di lingkungan birokrasi pemerintah dan politik, kerja masuk dalam kategori profesi yang sulit. Islam berpendapat bahwa seseorang tidak dapat hidup tanpa yang lain, demikian juga para pekerja terhadap yang lain. Akan tetapi, Islam tidak melarang pemberian definisi pekerja sebagai seseorang yang mencari upah, baik pekerja tetap seperti pegawai negeri ,pekerja di suatu perusahaan, maupun lain.
D. Tujuan dan manfaat etika wirausaha
Tujuan etika harus sejalan dengan tujuan perusahaan, ada beberapa tujuan yang selalu ingin dicapai oleh perusahaan, yaitu:
1. Untuk persahabatan dan pergaulan
Etika dapat meningkatkan keakraban dengan karyawan, pelanggan atau pihak-pihak lain yang berkepentingan sehingga segala urusan akan menjadi lebih mudah dan lancar.
2. Menyenangkan orang lain
Menyenangkan orang berarti membuat orang menjadi suka dan puas terhadap pelayanan yang diberikan. Jika pelanggan merasa senang dan puas atas pelayanan yang diberikan.
3. Membujuk pelanggan
Berbagai cara dapat dilakukan oleh perusahaan untuk membujuk calon pelanggan, salah satunya dengan cara melalui etika yang ditunjukan seluruh karyawan perusahaan.
4. Mempertahankan pelanggan
Ada anggapan mempertahankan planggan jauh lebih sulit daripada mencari pelanggan.
5. Membina dan menjaga hubungan
Hubungan yang sudah berjalan baik harus tetap dan terus dibina. Hindari adanya perbedaan paham atau konflik. Dengan etika ciptakan hubungan dalam suasana akrab dan lebih baik.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Entrepreneur adalah orang yang berani membuka lapangan pekerjaan dengan kekuatan sendiri, yang tidak saja menguntungkan dirinya sendiri, tetapi juga dapat menguntungkan atau memberikan manfaat bagi masyarakat. Entrepreneur memang bisa merupakan bakat, namun juga bisa dibentuk. Salah satunya dengan mengenali karakteristik untuk menjadi wirausaha yaitu kreatif, Inovatif, proaktif, memerhatikan keseimbangan, produktif, trust, pemberdaya, rendah hati, tangan diatas, kesederhanaan, terus belajar serta berani mengambil resiko. Untuk menjadi entrepreneur sukses butuh bagi seseorang untuk terus memiliki sikap mental positif.
B. ANALISIS
Setiap orang diberikan Allah kemampuan yang berbeda. Menjadi pengusaha atau pegawai memang pilihan manusia, namun Allah yang menentukan. Namun untuk menjadi Entrepreneur memang bisa merupakan bakat, namun juga bisa dibentuk. Berkaca dari kisah Nabi Muhammad SAW, menjadi enterpreuner bukanlah kemampuan yang tiba-tiba datang dari langit, namun merupakan hasil dari didikan, latihan serta pengalaman yang memadukan antara teori sekaligus praktek (langsung). Salah satunya belajar melalui karakter apa saja yang harus dimiliki entrpreuner. Walaupun terkadang setiap pengusaha akan mengalami “fase jatuh bagun” yang harus dijemput selama menapaki jalan menjadi pengusaha.Yang tidak kuat akhirnya menemui kebangkrutan namun mental yang kuat, dan niat yang benar serta ikhlas akan lebih mampu menjalani segala tantangan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz Al Khayyath, Etika Bekerja Dalam Islam ( Jakarta: Gema Insani Press, 1994)
Allamah kamal faqih dan tim ulama'.Tafsir Nurul qur'an.(Jakarta:Al-Huda,2006)
Buya H.M. Alfis Chaniago dan Saiful El-Usmani, Kumpulan Hadis Pilihan (Jakarta: Dewan Mubaligh Indonesia, 2008)
Dr.Kasmir,SE.M.M.Kewirausahaan.(Jakarta:PT.Rajagrafindo Persada.2011)
Handri Rahardjo, Kalo Gak Mau Kaya, Jangan Berwirausaha (Yogyakarta: Penerbit Cakrawala, 2009)
Husaini A. Majid Hasyim, Syarah Riyadhush Shalihin 2 (Surabaya, PT Bina Ilmu, 1993), hlm. 347
http://www.ipmafa.ac.id/meneladani-rasulullah-sebagai-entrepreneur-sukses/. Sebuah artikel yang ditulis oleh Faiz Aminuddin, MA.diakses tanggal 22 Oktober 2017pada jam 3.34 WIB.
Imam Al-Hafidz Ibnu Hajar Asqalani.Bulughul maram five in one(Mizan Publika:Jakarta.2012)
Jamal Ma'mur Asmani.Fiqh Sosial Kiai Sahal Mahfudh Antara konsep dan Implementasi .(Surabaya:Khalista,2007)
Ma’ruf Abdullaah, Wirausaha Berbasis Syariah, (Banjarmasin: Antasari Press, 2011),
M. Quraish Shihab. Tafsir Al-Misbah pesan,kesan,dan keserasian Al-Quran(Jakarta:Lentari .2002.vol.11)
Muhammad Faiz Al-Math, 1100 Hadits Terpilih, (Jakarta: Gema Insani Press.1991).
A.LATAR BELAKANG
Entrepreneur memang bisa merupakan bakat, namun bisa dibentuk. Yang pasti, semua bukan tidak bisa menjadi entrepreneur yang sukses. Banyak cerita tentang orang yang mempunyai mitos yang salah tentang entrepreneurship. Mitos yang salah akan menciptakan rasa takut yang menjadi penghalang utama seseorang untuk memutuskan memulai usaha.
Sukses merupakan proses yang bergulir. Meskipun demikian, Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum atau kelompok atau individu, kecuali kaum atau kelompok atau individu itu berusaha mengubahnya. Kita berusaha yang terbaik, sabar dan mengikuti jalan yang benar yang dilandasi iman kepada Allah. Insya Allah kita akan menjadi entrepreneur yang berhasil, baik di dunia mapun di akhirat.
Untuk itu, disini penulis akan membahas lebih mendalam mengenai karakteristik dan tinjauannya dalam Al-Qur’an dan Hadist.
B. RUMUSAN MASALAH
1.Apa definisi dari wirausaha?
2.Bagaimana karakteristik dan tinjauannya dari ayat & hadist untuk menjadi wirausaha ?
3.Bagaimana cara membangun Motivasi menjadi Wirausaha yang sukses?
4.Apa saja tujuan dan manfaat dari adanya etika wirausaha?
MENGENALI AYAT DAN HADIST TENTANG KEWIRAUSAHAAN
A.Definisi Wirausaha
Wirausaha/ wiraswasta atau yang sering disebut dengan entrepreneur, secara bahasa (etimologis) wira berarti perwira, utama, teladan, berani. Swa berarti sendiri, sedangkan sta berarti berdiri. Jadi wiraswasta keberanian berdiri sendiri di atas kaki sendiri.
Dengan demikian pengertian wiraswasta/ wirausaha/ entrepreneur adalah orang yang berani membuka lapangan pekerjaan dengan kekuatan sendiri, yang tidak saja menguntungkan dirinya sendiri, tetapi juga dapat menguntungkan atau memberikan manfaat bagi masyarakat, karena dapat menyerap tenaga kerja yang memerlukan pekerjaan.
B. KARAKTERISTIK UNTUK MENJADI WIRAUSAHA
Semua orang dapat menjadi entrepreneur. Tanpa kecuali. Untuk menjadi entrepreneur sukses dapat menggunakan pedoman SMART IN ENTREPRENEUR. S singkatan Sikap metal positif sebagai landasan untuk menjadi entrepreneur. M adalah Menciptakan mimpi dan berusaha mengejarnya. A adalah Ambil langkah sekarang juga, meskipun tidak punya uang. R kepanjangan Rahasia melambungkan bisnis dan T simbol Terimalah kegagalan yang merupakan bagian dari pelajaran untuk meraih kesuksesan. IN adalah Insya Allah, hanya Allah-lah yang mengizinkan kita sukses menjadi entrepreneur.
Entrepreneur memang bisa merupakan bakat, namun bisa dibentuk. Yang pasti, semua bukan tidak bisa menjadi entrepreneur yang sukses. Banyak cerita tentang orang yang mempunyai mitos yang salah tentang entrepreneurship. Mitos yang salah akan menciptakan rasa takut yang menjadi penghalang utama seseorang untuk memutuskan memulai usaha.
Semua yang ada di dunia ini merupakan ciptaan Allah termasuk harta. Oleh karenanya harta pun sebenarnya juga milik Allah. Manusia hanya memanfaatkan dan mengelolanya sesuai dengan ketentuan syari’ah. Dimana selalu mengembalikan semuanya kepada Allah. Entah usaha yang digeluti tersebut sedang naik ataupun turun , semuanya disyukuri dan memiliki spirit untuk lebih mengembangkannya.
Berwirausaha mempunyai beberapa karakteristik yang menonjol, di antaranya adalah:
1.Kreatif dan Inovatif
Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW:
عَنْ عَاصِمْ بْنِ عُبَيْدِ الله عَنْ سَالِمْ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ للهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُؤْمِنَ الْمُحْتَرِفَ )أخرجه البيهقى(
“Dari ‘Ashim Ibn ‘Ubaidillah dari Salim dari ayahnya, Ia berkata bahwa Rasulullah Saw. Bersabda: “Sesungguhnya Allah menykai orang mukmin yang berkarya.”(H. R. Al-Baihaqi).
Berdasarkan hadits di atas dapat disebutkan bahwa berwirausaha merupakan kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi.
Kreatifitas merupakan skill yang penting dalam menciptakan peluang-peluang bisnis dan mengembangkannya. Seorang wirausaha tetap mampu menemukan dan menciptakan peluang baru untuk berbisnis, sehingga ia tidak pernah khawatir kehabisan lahan walaupun bergelut dengan persaingan yang sangat ketat. Sedangkan inovasi merupakan kemampuan melakukan pembaruan-pembaruan dalam bisnis yang digelutinya, sehingga bisnis yang dilakukannya selalu dapat mengikuti perkembangan zaman. Sifat inovatif. Ini akan mendorong bangkitnya kembali kegairahan untuk meraih kemajuan dalam berbisnis.
Faktanya, ide tidak mungkin berjalan baik tanpa pemasaran. Berapa banyak pebisnis pemula gulung tikar karena termakan ide-ide tanpa melihat kebutuhan masyarakat. Maka kenalilah kembali ide bisnismu apakah memang diminati masyakarat. Jika ide ini masih tergolong baru, lakukan riset pasar agar ide itu bisa diterima oleh masyarakat.
2. Proaktif
Suka mencari informasi yang ada hubungannya dengan dunia yang digelutinya, agar mereka tidak ketinggalan informasi sehingga segala sesuatunya dapat disikapi dengan bijak dan tepat.
Pada kenyataannya, diawal memulainya mungkin hampir seluruh waktu akan tersita untuk usaha. Jangankan untuk keluarga, sampai-sampai urusan mandipun bisa terlupakan. Tetapi seorang wirausaha harus bisa me-manage waktu dengan baik. Belajar me-manage waktu adalah salah satu kunci. Bekerja lebih lama bukan berarti melupakan keluarga atau saudara, dimana harus bisa meluangkan waktu buat mereka.
3. Keseimbangan
a-Keseimbangan Hidup didunia dan diakhirat
Hadis Anas bin Malik tentang keseimbangan hidup di dunia dan di akhirat
عَنْ أَنَسَ بْنِ مَلِكٍ قَالَ ، قَالَ رَسُلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَيْسَ بِخَيْرِكُمْ مَنْ تَرَكَ دُنْيَاهُ لآخِرَتِهِ وَلا آخِرَتُهُ لِدُنْيَاهُ حَتىَّ يُصِيْبُ مِنْهُمَا جَمِيْعًا فَإِنَّ الدُّنْيَ بَلاغٌ إِلَى الآخِرَةِ وَلاَتَكُوْنُوْا كلاَّ عَلَى النَّاس ( رواه الديلمي وابن عساكر )
Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda: bukankah orang yang paling baik di antara kamu orang yang meninggalkan kepentingan dunia untuk mengejar akhirat atau meninggalkan akhirat untuk mengejar dunia sehingga dapat memadukan keduanya. Sesungguhnya kehidupan dunia mengantarkan kamu menuju kehidupan akhirat. Janganlah kamu menjadi beban orang lain. (H.R. Ad Dailamy dan Ibnu Asakir)
Keselarasan hidup di dunia dan di akhirat juga disebutkan dalam hadis lain riwayat Ibnu Asakir, “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup untuk selamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati besok”. Maksudnya hadis ini ialah menggambarkan kehidupan duniawi dan kehidupan ukhrawi, yakni bagaimana seseorang menjalani kedua kehidupan tersebut.
b-Keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup
Menurut Kiai Sahal, keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup merupakan kunci kesejahteraan.Seseorang baik individu maupun kelompok yang melakukan pengrusakan, penjarahan, eksploitasi untuk memenuhi segala yang dibutuhkan sebagai bahan baku dalam berwirausaha itu tidak patut dilakukan. Eksploitasi tanpa batas kekayaan alam tanpa memikirkan resiko lingkungan ini akan berdampak negatif, Karena akan menjadikan lingkungan ataupun ekosistem yang ada menjadi rusak dan mengganggu makhluk hidup lainnya. Manusia bukan ditugaskan untuk merusak namun seharusnya mampu menjadi khalifah fi al-ardl.
4. Trust / kejujuran
Bila belajar dari Rasulullah , yang tidak butuh lama beliau ketika masih muda menjadi salah satu pedagang sukses di Jazirah Arab pada waktu itu. Di usia 17 tahun, Muhammad muda sudah masuk kategori entrepreneur besar dengan jalur perdagangan lintas negara, atau kalau bahasa sekarang sudah bermain ekspor-impor. Selain karena keuletan dan kerja kerasnya, modal utama kesuksesannya dalam dunia entrepreneur adalah konsistensi dalam membangun trust sehingga wajar bila Muhammad muda akhirnya mendapatkan julukan Al-Amin (dapat dipercaya). Prinsip yang dibangun Muhammad muda yaitu jangan sampai mendapatkan uang dari cara-cara yang bathil, seperti menipu, curang, mengurangi timbangan dan lain sebagainya.
Dalam Al-Qur'an surah Al-Ahzab ayat 70-71
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا (٧٠) يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا (٧١)
Artinya: (70). Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar,(71) niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barang siapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah mendapat kemenangan yang besar.
Tafsir Al-Misbah
Setelah melarang Mengucapkan kebohongan dan tuduhan palsu, Allah memerintahkan lawannya, yakni ucapan yang benar dan mengena sasaran. Allah berfirman : hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah yakni menghindarkan diri dari kamu siksa Allah dengan jalan melaksanakan perintahNya sekuat kamu dan menjauhi laranganNya dan ucapkanlah , bahkan dalam setiap ucapan kamu perkataan yang tepat. Jika kamu melaksanakan hal tersebut niscaya Allah memperbaiki dari sat ke saat bagi kamu amalan-amalan kamu dengan jalan mengilhami dan mempermudah buat kemu amal-amal yang tepat dan benar dan disamping itu karena betapapun kamu berusaha, kamu tidak akan mampu menghindar dari dosa- maka Allah juga akan mengilhami kamu pertaubatan sehingga Diapun mengampuni bagi kamu dosa-dosa kamu.Dan barang siapa menaat Allah dan rasulnya, maka sesungguhnya ia telah mendapat keberuntungan besar yakni ampunan dan ilahi.
Kata sadidan terdiri dari huruf sin dan dal yang menurut pakar bahasa ibnu faris menunjuk kepada makana meruntuhkan sesuatu kemudian memperbaikinya. ia juga berarti istiqomah kat ini juga digunakan untuk menunjuk kepada sasaran. seseorang yang menyampaikan sesuatu ucupan yang benar dan mengena tepat pada sasarannya dengan demikian ayat kata sadidan dalam ayat diatas, tidak sekedar berarti benar tetapi juga harus berarti tepat sasaran. kata sadidan mengndung makna memperuntuhkan sesuatu kemudian memperbaikinya, dalam arti kritik yang disampaikan hendaknya merupakan kritik yang membangun. dengan perkataan yang tepat baik yang terucap dengan lidah dan didengar oleh orang banyak maupun tertulis sehingga terucapkan oleh diri sendiri dan orang lain ketika membacanya, maka akan tersebarluas informasi dan memberi pengaruh yang tidak kecil bagi jiwa dan fikiran manusia kalau ucapan itu baik maka baik pula pengaruhnya dab bila buruk maka buruk pula , dan karena itu ayat di atas menjadikan dampak dari perkataan yang tepat adlah perbaikan amal-amal.
Melakukan transaksi yang jujur dan transparan dijanjikan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan diberkahi hasilnya.
Dari Hakim bin Hizam radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَفْتَرِقَا فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِى بَيْعِهِمَا وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتِ الْبَرَكَةُ مِنْ بَيْعِهِمَا
“Penjual dan pembeli memiliki hak khiyar selagi mereka berada di dalam satu majelis dan belum berpisah. Jika keduanya jujur dan transparan maka transksi jual belinya akan diberkahi. Namun jika keduanya dusta dan tidak transparan, keberkahan transaksinya akan dicabut.” (HR. Bukhari 2079 & Muslim 3937)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan janji, bagi pedagang yang jujur dan transparan, akan diberkahi transaksinya. Sebaliknya, ketika dia tidak jujur dan menyembunyikan kondisi riilnya, maka dicabut keberkahannya.
Tentu bukan berarti ngajari orang untuk bertindak lugu dan gampang dibodohi. Karena keterbukaan dalam melakukan transaksi, tujuannya adalah untuk menghindari semua peluang sengketa dalam transaksi.
5. Produktif dan berani mengambil resiko
Mementingkan pengeluaran yang bersifat produktif daripada yang bersifat konsumtif merupakan kunci untuk sukses. Memperhitungkan dengan teliti, dan cermat dalam memutuskan pengeluaran uang untuk hal-hal yang produktif bisa menekan kecenderungan pada hal-hal yang bersifat kemewahan, dan gengsi yang tidak menghasilkan keuntungan.
Dalam Al-Qur'an Surah Al-Anbiya ayat 80.
وَعَلَّمْنَاهُ صَنْعَةَ لَبُوسٍ لَكُمْ لِتُحْصِنَكُمْ مِنْ بَأْسِكُمْ ۖفَهَلْ أَنْتُمْ شَاكِرُونَ
Artinya:Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).
Tafsir Nurul Qur'an
Terdapat Fakta bagaimana Allah SWT menjadikan besi sebagai bahan yang lunak seperti bubur bagi Daud as sebagai saran perlindungan untuk perang. Allah mengetahui tidak saja rahasia-rahasia alam ,wujud,aturan ,dan sistem pengaturannya, dan tahu bagaimana menjadikan mereka tunduk, dan menyerah kepada pengetahuan dan kekuasaanNya.
Hadis Miqdam bin Ma’dikariba tentang Nabi Daud makan dari usahanya sendiri
عَنْ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِيَكْرِبَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَن النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ قَالَ : مَا أَكَلَ اَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ ، وَإِنَّ نَبِيَّ الله دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَم كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ.(رواه البخارى )
Dari Al-Miqdam bin Ma’dikarib RA. : Nabi SAW. bersabda, “tidak ada makanan yang lebih baik dari seseorang kecuali makanan yang ia peroleh dari uang hasil keringatnya sendiri. Nabi Allah, Daud AS. makan dari hasil keringatnya sendiri.” (H.R. Al Bukhori)
Dalam hadist tersebut tedapat anjuran makan dari hasil usaha sendiri. Rasulullah SAW. menganjurkan umatnya supaya berusaha memenuhi hajat hidup dengan jalan apapun menurut kemampuan asal jalan yang ditempuh itu halal. Penjelasan hadis di atas bahwasanya Nabi Daud AS. di samping sebagai Nabi dan Rasul, juga seorang raja. Namun demikian, sebagaimana diceritakan Nabi SAW. dalam hadis beliau ini, bahwa apa yang dimakan oleh Nabi Daud adalah jerih payahnya sendiri dengan bekerja yang menghasilkan sesuatu sehingga dapat memperoleh uang untuk keperluan hidupnya sehari-hari. Di antaranya sebagaimana dikisahkan dalam al-Quran, bahwa Allah menjinakkan besi buat Nabi Daud sehingga ia bisa membuat aneka macam pakaian besi.
Sekarang saja bisa menyaksikan bahwa dari perputaran uang di Indoenesia, 80-90% dikuasai oleh para pelaku usaha, sebut saja Rudi Hartono, Ciputra, Chairul Tanjung, Abu Rizal Bakrie dan lain-lainnya. Dengan peluang yang masih terbuka lebar, tetapi mengapa masih banyak orang yang takut menjadi entrepreneur? Jawabannya disebabkan entrepreneur adalah dunia (penuh) resiko dan dunia keberanian, makanya tidak banyak orang yang berani melangkahkan kakinya di dunia entrepreneur. Akan tetapi, bukankah hidup ini memang selalu mengandung resiko, dan bukankah hidup ini memang membutuhkan keberanian dalam segala hal. Hanya saja, bagi para pelaku usaha justru menjadikan resiko sebagai seni yang harus dinikmati, sehingga akhirnya memiliki nyali untuk berani mengambil resiko, berani berspekulasi, dan berani mencoba ide-ide baru. Prinsipnya, saat mengalami kegagalan harus tetap bangkit, dan saat sukses harus tetap membumi serta terus memperbaiki kualitas.
6. Pemberdaya,
Memahami manajemen, menangani pekerjaan dengan membagi habis tugas dan memberdayakan orang lain dalam pembinaannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan demikian di satu sisi tujuan bisnisnya tercapai, dan di sisi lain orang yang bekerja padanya juga di berdayakan sehingga mendapat pengalaman, yang pada gilirannya nanti dapat berdiri sendiri berkat pemberdayaan yang dilakukan oleh pemimpinnya.
Sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis Nabi Muhammad SAW. “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin harus bertanggung jawab atas kepemimpinannya”.
7. Tangan di atas,
Setiap rezeki yang diterima harus ada sebagian yang dibagikan kepada orang-orang yang kurang beruntung yang diberikan secara ikhlas. Bagi para wirausaha tangan di atas (suka memberi) ini merupakan hal penting dalam hidupnya karena setiap pemberian yang ikhlas menambah kualitas dan kuantitas rezekinya dan hidupnya penuh berkah. Itulah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. dalam salah satu hadisnya “Tangan di atas lebih mulia dari tangan yang di bawah”.
8. Rendah hati,
Sejatinya menyadari keberhasilan yang dicapainya bukan sepenuhnya karena kehebatannya, tetapi ia sadar betul di samping upayanya yang sungguh-sungguh ia juga tidak terlepas dari pertolongan Allah, dan harus diyakini betul bagi para wirausaha muslim, sehingga akan selalu bersyukur dan tawadhu (rendah hati).
Menurut Profesor Edwood Chapman, Landasan pertama menjadi entrepreneur sukses bagi orang biasa adalah sikap mental positif. Sikap mental adalah cara mengkomunikasikan atau mengekspresikan suasana hati atau watak kepada orang lain. Jika ekpresi kita kepada orang lain positif, kita disebut sebagai orang yang bersikap mental positif. Sebaliknya, jika ekpresi kita kepada orang lain negatif, kita disebut orang yang bersikap mental negatif. Sikap mental positif merupakan salah satu dari jiwa entrepreneur yang menonjol.
9. Kesederhanaan
Kembali belajar dari Rasulullah SAW, saat berada di puncak kejayaan sebagai seorang entrepreneur, Muhammad muda tetap menjadi sosok sederhana, gemar berbagi, tidak sombong, lebih mementingkan orang lain, dan tidak pernah memamerkan capaian-capaian yang sudah diraihnya. Jejak-jejak menawan itulah, menjadikan mitra atau partner bisnis Muhammad yang bernama Siti Khodijah tertarik dan ingin menikah dengan Muhammad. Siti Khodijah sendiri merupakan seorang janda kaya raya, ia berangkat dari keluarga terkemuka dan terhormat di kalangan penduduk Makkah. Bersatunya kedua sosok tersebut, menjadi pertemuan serasi dan juga sejajar lantaran mempertemukan dua pebisnis besar pada waktu itu.
10.Terus belajar
Berkaca dari kisah Nabi Muhammad SAW di atas, dapat menjadi dasar bagi para orang tua, pendidik, dan lembaga pendidikan bahwa kemampuan berwirausaha atau berentrepreneur bukanlah kemampuan yang tiba-tiba datang dari langit, namun merupakan hasil dari didikan, latihan serta pengalaman yang memadukan antara teori sekaligus praktek (langsung).
Sudah saatnya kultur baru dibangun dengan membiasakan anak-anak dan para pelajar diberi kail bukan ikan. Bahkan sebisa mungkin, sedini mungkin anak-anak sudah diajari ilmu entrepreneur seperti yang dulu Rasulullah SAW dapatkan. Bagaimana Rasulullah SAW sejak usia 12 tahun ikut berdagang pamannya, dan ikut berdagang (menemani pamannya Abu Thalib) ini termasuk bagian dari proses belajar, training atau sekolah entrepreneur. Sampai akhirnya Rasulullah SAW berani berdagang sendiri (mandiri) dan benar-benar sampai pada titik kesuksesan besar. Apalagi Nabi Muhammad SAW sudah menegaskan bahwa 9 dari 10 pintu rezeki adalah berasal dari kegiatan perniagaan. Hal ini menunjukkan bahwa 90% pintu rezeki dikuasai oleh para pelaku usaha.
C. Berbagai Aspek yang membangun Motivasi Wirausaha
Ada berbagai aspek yang membangun motivasi wirausaha,
1. Niat yang ikhlas, merupakan pondasi dari amal perbuatan, sebagaimana hadis Rasulullah, “Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya. Dan seseorang sesuai dengan apa yang ia niatkan”.
2. Membulatkan tekad, berani melangkah dapat mewujudkan keberhasilan daripada setengah-setengah atau tidak berani bertekad dipastikan gagal.
3. Percaya pada takdir dan ridha, dalam hal ini kita berpikir positif.
4. Banyak belajar, baik belajar dari filsafat alam, berawal dari yang kecil, maupun belajar dari pengalaman wirausaha yang sukses.
5. Mengikuti program pelatihan/ pengembangan, mengikuti kegiatan kursus,sosialisasi dan advokasi kewirausahawan agar dapat menumbuhkan, meningkatkan, dan mengembangkan.
6. Kunjungan kerja, melakukan kunjungan ke sentra-sentra kegiatan ekonomi/ industri yang lebih maju.
7. Kerja sebagai ibadah, dalam hal ini bekerja dengan ikhlas karena Allah.
8. Bersyukur, merupakan konsekuensi logis dari bentuk rasa terima kasih atas nikmat-nikmat yang sudah Allah berikan selama ini kepada kita.
9. Merupakan pekerjaan yang paling baik
Dalam Hadis
عن رفاعة بن رافع رضى الله عنه أنّ النبي صلى الله عليه وسلم سئل : أي الكسب أطيب ؟ قال : عمل الرجل بيده ,وكل بيع مبرور . رواه البزار وصححه الحاكم
Artinya:
Dari Rifa'ah bin Rafi' bahwa Nabi S.A.W pernah ditanya, "pekerjaan apakah yang paling baik?" beliau besabda "pekerjaan yang dilakukan seseorang dengan usahanya sendiri , dan setiap jual beli yang baik." riwayat Al-Bazzar.Hadist ini Shahih menurut Al-Hakim.
Dari hadist ini didapatkan
-Suatu yang dikatakan baik jika telah memenuhi syarat-syarat sebagaimana yang telah ditetapkan syariat islam,
-Wirausaha lebih diutamakan dari pada pekerja lainnya. karena disini ia memiliki kewenangan yang lebih untuk mengembangkan usahanya, selain itu juga mampu memberi manfat bagi yang lain.
Menjadi pengusaha atau pegawai memang pilihan manusia, namun Allah yang menentukan. Setiap orang mempunyai kemampuan masing-masing. Ada tipe manusia yang memang cocok jadi pekerja dan tidak cocok jadi pengusaha. Ritme dunia seperti itu, Allah menempatkan manusia sesuai dengan kadarnya masing-masing
Contoh sederhana Anda bisa lihat koloni lebah. Ada ratu lebah, ada 1 pejantan, ada lebah pekerja pencari madu, lebah pengumpul pollen dan ada lebah perawat yang bertugas merawat ratu dan anak. Mereka mempunyai tugas masing-masing.
Sudah sepatutnya kita belajar ilmu dari lebah. Bukan karena perbedaan strata antara pekerja dan ratunya. Namun komitmen mereka menjaga amanah menempati posnya masing-masing.
Kerja dalam pengertian luas adalah bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi atau nonmateri, intelektual atau fisik, maupun hal-hal yang lain untuk memenuhi tuntutan hidupnya berupa makanan, pakaian, tempat tinggal, dan peningkatan taraf hidupnya. Islam mempunyai perhatian besar terhadap kerja, baik dalam pengertiannya yang umum maupun khusus. Dalam tradisi Islam, kerja dinilai sebagai sesuatu yang paling tinggi, dan di lingkungan birokrasi pemerintah dan politik, kerja masuk dalam kategori profesi yang sulit. Islam berpendapat bahwa seseorang tidak dapat hidup tanpa yang lain, demikian juga para pekerja terhadap yang lain. Akan tetapi, Islam tidak melarang pemberian definisi pekerja sebagai seseorang yang mencari upah, baik pekerja tetap seperti pegawai negeri ,pekerja di suatu perusahaan, maupun lain.
D. Tujuan dan manfaat etika wirausaha
Tujuan etika harus sejalan dengan tujuan perusahaan, ada beberapa tujuan yang selalu ingin dicapai oleh perusahaan, yaitu:
1. Untuk persahabatan dan pergaulan
Etika dapat meningkatkan keakraban dengan karyawan, pelanggan atau pihak-pihak lain yang berkepentingan sehingga segala urusan akan menjadi lebih mudah dan lancar.
2. Menyenangkan orang lain
Menyenangkan orang berarti membuat orang menjadi suka dan puas terhadap pelayanan yang diberikan. Jika pelanggan merasa senang dan puas atas pelayanan yang diberikan.
3. Membujuk pelanggan
Berbagai cara dapat dilakukan oleh perusahaan untuk membujuk calon pelanggan, salah satunya dengan cara melalui etika yang ditunjukan seluruh karyawan perusahaan.
4. Mempertahankan pelanggan
Ada anggapan mempertahankan planggan jauh lebih sulit daripada mencari pelanggan.
5. Membina dan menjaga hubungan
Hubungan yang sudah berjalan baik harus tetap dan terus dibina. Hindari adanya perbedaan paham atau konflik. Dengan etika ciptakan hubungan dalam suasana akrab dan lebih baik.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Entrepreneur adalah orang yang berani membuka lapangan pekerjaan dengan kekuatan sendiri, yang tidak saja menguntungkan dirinya sendiri, tetapi juga dapat menguntungkan atau memberikan manfaat bagi masyarakat. Entrepreneur memang bisa merupakan bakat, namun juga bisa dibentuk. Salah satunya dengan mengenali karakteristik untuk menjadi wirausaha yaitu kreatif, Inovatif, proaktif, memerhatikan keseimbangan, produktif, trust, pemberdaya, rendah hati, tangan diatas, kesederhanaan, terus belajar serta berani mengambil resiko. Untuk menjadi entrepreneur sukses butuh bagi seseorang untuk terus memiliki sikap mental positif.
B. ANALISIS
Setiap orang diberikan Allah kemampuan yang berbeda. Menjadi pengusaha atau pegawai memang pilihan manusia, namun Allah yang menentukan. Namun untuk menjadi Entrepreneur memang bisa merupakan bakat, namun juga bisa dibentuk. Berkaca dari kisah Nabi Muhammad SAW, menjadi enterpreuner bukanlah kemampuan yang tiba-tiba datang dari langit, namun merupakan hasil dari didikan, latihan serta pengalaman yang memadukan antara teori sekaligus praktek (langsung). Salah satunya belajar melalui karakter apa saja yang harus dimiliki entrpreuner. Walaupun terkadang setiap pengusaha akan mengalami “fase jatuh bagun” yang harus dijemput selama menapaki jalan menjadi pengusaha.Yang tidak kuat akhirnya menemui kebangkrutan namun mental yang kuat, dan niat yang benar serta ikhlas akan lebih mampu menjalani segala tantangan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz Al Khayyath, Etika Bekerja Dalam Islam ( Jakarta: Gema Insani Press, 1994)
Allamah kamal faqih dan tim ulama'.Tafsir Nurul qur'an.(Jakarta:Al-Huda,2006)
Buya H.M. Alfis Chaniago dan Saiful El-Usmani, Kumpulan Hadis Pilihan (Jakarta: Dewan Mubaligh Indonesia, 2008)
Dr.Kasmir,SE.M.M.Kewirausahaan.(Jakarta:PT.Rajagrafindo Persada.2011)
Handri Rahardjo, Kalo Gak Mau Kaya, Jangan Berwirausaha (Yogyakarta: Penerbit Cakrawala, 2009)
Husaini A. Majid Hasyim, Syarah Riyadhush Shalihin 2 (Surabaya, PT Bina Ilmu, 1993), hlm. 347
http://www.ipmafa.ac.id/meneladani-rasulullah-sebagai-entrepreneur-sukses/. Sebuah artikel yang ditulis oleh Faiz Aminuddin, MA.diakses tanggal 22 Oktober 2017pada jam 3.34 WIB.
Imam Al-Hafidz Ibnu Hajar Asqalani.Bulughul maram five in one(Mizan Publika:Jakarta.2012)
Jamal Ma'mur Asmani.Fiqh Sosial Kiai Sahal Mahfudh Antara konsep dan Implementasi .(Surabaya:Khalista,2007)
Ma’ruf Abdullaah, Wirausaha Berbasis Syariah, (Banjarmasin: Antasari Press, 2011),
M. Quraish Shihab. Tafsir Al-Misbah pesan,kesan,dan keserasian Al-Quran(Jakarta:Lentari .2002.vol.11)
Muhammad Faiz Al-Math, 1100 Hadits Terpilih, (Jakarta: Gema Insani Press.1991).
Comments
Post a Comment