Skip to main content

Posts

Tanpa serupiah kkn, Emang Bisa? Ini cerita ku..

Tanpa serupiah kkn, Emang Bisa? Oleh: Umi Latifah Diri ini belajar banyak dari kesekian hari bahkan lebih dari 2 bulan dari pra kkn, hingga pasca kkn. Tak terbesit suatu hal apapun dalam benak saya, seperti “wah harus bawa uang banyak disana, saya ditempat dimana ya, nggak mau kalau sama si dia, nggak mau kalau di Desa sana, DPL saya siapa ya…” atau alasan- alasan lainnya. Cuek banget bukan, semua dijalankan ya manut sing maringi. Ya, mungkin ada satu yang sering memukul saya, besok saya lakukan apa? Pertanyaan besar itupun lahir dimulai ketika q bertekat adakan observasi. E. ..untuk masalah akankah saya dapatkan seseorang lawan jenis? Ups itu nanti, ada bagian tersendiri. Jadi maapkan bila nggak mau terbuka pada semua. Hari itu, malamnya sebelum dijadwalkan pembekalan kkn, mungkin saya diberikan keistimewaan, wwkwkw bahasanya, SS atau screnshoot dari status WA teman mengenai teman-tema kelompok saya, gembira pastinya dong. Pembekalan hari yang melelahkan, bakda pembekalan mungkin
Recent posts

Mengenal beliau sang pencetus Fiqh sosial

“ Mengenal Beliau Sang pencetus fiqh Sosial ” Segala Puji bagi Allah SWT Dzat yang Maha sempurna Maha Pencipta dan Maha Penguasa segalanya, karenanya dengan RidloNya penulis dapat kesempatan untuk mempelajari lebih dalam mengenai sosok sang Kiai. Dalam tulisan yang diberikan judul “Mengenal Beliau Sang pencetus Fisi ”, Penulis berusaha memahami Biografi Beliau Sang sosok Kiai, dengan pemikiran beliaunya, serta mengenai Fisi (Fiqih Sosial) yang dicetuskannya. Penulis b erharap agar mahasiswa khususnya dan umumnya dari para pembaca dapat memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan tulisan ini.          Penulis,   A.    Latar Belakang Sebuah kalimat sederhana yang secara eksplisit tertuang dalam pengantar buku Nuansa Fiqih Sosial yang berbunyi “Suatu pemikiran tidak pernah lahir dari ruang hampa. Ia muncul ke permukaan sebagai refleksi dari setting social yang melingkupinya” [1] , memberikan pesan bahwa adanya sebuah pemikiran tidaklah datang begitu saja. Untuk mencetuska